Bantaeng, SUARAGURUSULSEL.COM – Pengurus PGRI Cabang Khusus SMP Bantaeng Tengah menyelenggarakan kegiatan Pengajian dan Buka Puasa Bersama di Jalan Merpati Baru di Rumah Kediaman Bapak Sofyan, S.Pd., MM. Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Syafruddin, S.Pd., MM sebagai Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng, Drs. A. Kadir HT, Dr. Takdirmin, S.Pd., M.Pd, Muhammad Nasir, MBA, Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd., Muthmainnah, S.Pd., MM dan Segenap Pengurus PGRI Cabang Khusus SMP Bantaeng Tengah.Jumat, 7/5/ 2021
Abdul Rahman, S.Pd., M.Pd sebagai Ketua PGRI Cabang Khusus SMP Bantaeng Tengah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah merupakan salah satu kegiatan rutin dan sebagai bentuk laporan dari pengurus cabang kepada Pengurus PGRI Kabupaten Bantaeng berdasarkan hasil konferensi kerja cabang yang sudah di laksanakan bersama dan di situ juga Kami sudah sepakat dengan beberapa ranting yang ada tentang proses kegiatan yang akan dilaksanakan di ranting masing-masing dalam satu tahun ke depan.
Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Para pengurus PGRI cabang khusus SMP Banteng Tengah beserta teman-teman pengurus PGRI Kabupaten Bantaeng yang masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk bisa hadir dalam agenda agenda kegiatan ini.
Lebih lanjut Syafruddin berharap agar setiap Pengurus PGRI pada setiap tingkatan dapat mengambil bagian untuk senantiasa membuat jaring layanan dalam rangka memberikan peran dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan Profesional dengan tujuan utama adalah bagaimana organisasi PGRI bisa memberikan peran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan hal-hal yang lain yang melekat pada kebutuhan teman-teman guru di lapangan.
Selanjutnya Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng menyampaikan kepada kita semua mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari semangat kita bahwa sebenarnya untuk memajukan pendidikan ini bisa kita buatkan sebuah rumusan yang paling sederhana jadi kalau kita umpamakan sebagai sebuah komponen ada tiga komponen utama dalam rangka untuk memajukan pendidikan yaitu guru, siswa dan masyarakat kemudian 3 komponen ini kita bingkai dalam sebuah lingkaran di mana lingkaran itu adalah guru yang dilahirkan oleh pemerintah dan diikat oleh pemerintah dengan segala aturannya di dalam tiga komponen tadi itu ada guru didalamnya.
Hal Inilah yang menjadi jargon dari pemerintah kita khususnya di Kementerian Pendidikan Nasional dengan tagline Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar. Merdeka belajar sebenarnya kalau saya melihatnya ini cuma perubahan-perubahan konsep dari apa yang telah digagas oleh Ki Hajar Dewantoro dulu Di mana Ki Hajar Dewantoro lahir dengan konsep taman siswa.
Dalam Sejarah taman siswa itu guru dan siswa itu betul-betul menjadi berperan penting di bidang pendidikan. Guru serius mengajar dan siswa juga serius belajar dengan tenang dan nyaman menerima pelajaran.
Konsepnya dalam persoalan kekinian Kenapa anak-anak kita malas belajar akan tetapi ada anak-anak kita yang bisa bolos pada pelajaran tertentu tapi justru ada siswa tertarik pada bidang studi yang lain. Kayaknya memang anak-anak kita itu tidak mendapatkan kemerdekaan di dalam menerima pelajaran terkait dengan mata pelajaran tertentu Dimana mereka tidak menjadi tertarik untuk belajar dengan tenang dan nyaman.
Oleh sebab itu menjadi seorang guru harus mampu membaca tanda tanda itu dan menjadikan sebagai tantangan untuk bisa memasuki perubahan paradigma pendidikan era saat ini dengan senantiasa merancang sebuah strategi Bagaimana caranya supaya kita bisa beradaptasi dengan watak dan karakter anak didik kita.
Kita paham dan sadar bahwa guru kita dulu mungkin tidak sehebat teman-teman hari ini pada dimensi pemanfaatan teknologi. Jadi Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng berharap kepada semua guru kiranya dapat mengoptimalkan kemampuan Informasi dan Teknologi termasuk kemampuannya membuat video serta Mampu mengoperasikan video tersebut dalam pembelajaran.
Mappasabbi Masdar, S.Ag., MA dalam ceramahnya mengajak para pengurus PGRI Kabupaten Bantaeng agar senantiasa mengkaji dan menganalisa kembali apa-apa yang telah disampaikan oleh Allah kepada kita dan ini sungguh sangat luar biasa karena apa yang disampaikan pada kita ternyata itu menjadi rohnya pergerakan kita di PGRI dan dunia pendidikan.
Pertama Allah SWT mengatakan Fabima Rahmatin Minallahi disebabkan hanya karena rahmat Allah itu tidak turun sembarangan kepada semua orang. Rahmat diperoleh harus ada asbab dari orang yang bersangkutan. Oleh sebab itu marilah kita berlaku lemah lembut dan Sesungguhnya kelemahlembutan seseorang itu adalah Rahmat yang diperoleh melalui hati yang lemah lembut. Oleh sebab itu, apabila kita memiliki Perangai yang keras yang kasar semua orang.
Pada kondisi hati seperti ini jangan masuk di ruang kelas mengajar kalau masih ada rasa rasa dongkol di Hati. Mulai dari ketulusan memberi Maaf ketulusan kita mau mendoakan orang ketulusan kita untuk saling bermusyawarah itu menjadi jalan bagi siswa kita meraih sukses dalam belajar. (amykajang)