Pers dan Politik Organisasi Profesi Kekinian

bagikan

Suara Guru Sulawesi Selatan; Bantaeng 29 Mei 2021.

Syafruddin, S.Pd., MM sebagai Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng dalam kesempatan yang diberikan oleh panitia pelaksana kegiatan pelatihan Jurnalistik PGRI Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di gedung guru Kabupaten Bantaeng yang beralamat di Jalan PGRI Raya Kabupaten Bantaeng menjelaskan bahwa Peran kita sebagai guru yang akan menjaga peradaban ini dan akan mencetak generasi pelanjut kita ke depan yang tentu lebih baik dari kondisi kita hari ini. Materi yang di tawarkan kepada saya hari ini adalah merupakan materi sisipan. Intinya adalah bagaimana PGRI bisa melahirkan kader-kader yang mampu menulis, menyampaikan informasi informasi melalui bahasa kita sebagai seorang pendidik. Saat sekarang ini Informasi-informasi yang disuguhkan oleh media baik media cetak maupun media online hampir seluruh media utamanya media lokal menyampaikan konsep pendidikan yang salah. Hal ini disebabkan karena yang menulis itu adalah orang yang tidak paham tentang pendidikan. Oleh sebab itu yang paling tepat untuk memberikan informasi-informasi tentang pendidikan kita berharap dari guru. Lebih lanjut Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng berharap agar kalau kita berbicara tentang proses belajar mengajar Insya Allah tanpa membuka buku kita akan hafal mulai dari A sampai Z konsep pendidikan atau konsep pembelajaran yang baik dan benar. Akan tapi kalau orang yang menyampaikan informasi pendidikan itu adalah orang yang tidak pernah belajar tentang itu mereka hanya berbekal dengan kartu pers mereka yang disiapkan untuk mereka itu menjadi wartawan, maka pasti konsep pendidikan kita akan salah arah dan cenderung terpolitisasi.
Politik organisasi kita di era kekinian ini sebenarnya diarahkan agar organisasi PGRI dapat dipahami oleh teman teman pers di luar bahwasanya PGRI ini adalah organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah di Republik ini.
Kita hampir setiap saat mendengar dan merasakan bahwa organisasi profesi terbesar di Republik ini adalah PGRI, akan tetapi di dalam kegiatan kegiatannya ternyata PGRI itu tidak berbanding lurus dengan nama besarnya bisa kita bayangkan kalau hari ini kegiatan yang diselenggarakan oleh PGRI Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi Wilayah Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, dan Selayar. Akan tetapi PGRI Kabupaten Bulukumba tidak mengirim utusan, hal ini tentu bertanya apakah pengurus organisasi PGRI di Kabupaten Bulukumba tidak peduli dengan hal hal berhubungan dengan kegiatan peningkatan kapasitas anggotanya. Saya yakin pengurus PGRI di Bulukumba jumlahnya sama banyaknya dengan pengurus PGRI yang ada di Kabupaten lain. Lalu apa yg menjadi alasan sehingga kita tidak adan niat ambil bagian pada peningkatan kapasitas anggota PGRI di wilayah kabupaten kita masing masing.
Hal ini adalah sebuah persoalan yang harus kita pikirkan bersama bagaimana memberikan kontribusi di ddalamnya dan bagaimana caranya supaya PGRI dengan nama besarnya itu berbanding lurus dengan kapasitas dan kompetensi layanan yang diberikan kepada anggotanya. Saya sudah menghitung pengurus Kabupaten jumlahnya 21 orang, pengurus cabang juga 21 orang berarti kalau ada 10 cabang maka ada 210 orang pengurus ditambah pengurus Kabupaten berarti sudah 231 orang. Jadi kalau ada panggilan kegiatan Katakanlah kita dipanggil untuk donor darah, maka kalau pengurus yang 231 orang tersebut punya konsep untuk mempertahankan nama besar organisasi PGRI itu ambil bagian pada kegiatan donor darah, maka saya yakin kata Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng petugas rumah sakit itu sudah kewalahan melayani partisipasi pengurus PGRI untuk ikut donor darah.
Kegiatan hari ini mengantar kita berpikir bahwasanya pengurus PGRI itu harus mampu membesarkan organisasinya, sehingga Pengurus PGRI Provinsi untuk mencari peserta saja pada kegiatan hari ini kalau itu dikemas dengan baik, maka dampaknya terlalu ringan.
Kalau kita mencoba mempelajari sejarah berdirinya organisasi PGRI ini ternyata para pendahulu kita adalah pemeran utama yang ikut menyempurnakan berdirinya Republik ini dan ikut memberikan kontribusi kepada negara supaya pelaksanaan pemerintahan ini bisa berjalan dengan baik.
Organisasi besar PGRI memiliki tujuan untuk mengawal layanan hak-hak buruh pada umumnya dan guru pada khususnya. Oleh karena itu mari kita mencoba untuk mencintai organisasi ini, Mari kita mencoba belajar sejarahnya. Kondisi kita hari ini itu sangat menentukan sebagai pelanjut pejuang-pejuang yang berada di garis depan yang telah mendahului kita. Penggalan-penggalan waktu Indonesia merdeka sesungguhnya menjadi bagian yang penting untuk kita harus analisa bulan berganti tahun dan seterusnya dan ujungnya itu detik pun akan berganti.
Penggalang waktu itu Cuma terkadang kita tidak mampu memanfaatkan dengan baik. Mari manfaatkan Kekuatan media internal yang kita miliki. Selanjutnya kekuatan internal kita gandengkan dengan Kekuatan media eksternal seperti Tribun Timur dan media lain yang tergabung dalam organisasi media JOIN atau media-media yang lain. Maka kalau semua kekuatan ini Bergerak bersama Insya Allah ah ah kita akan disuguhi oleh beragam informasi pendidikan.
Akhirnya Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng berharap agar setelah kegiatan pelatihan jurnalistik, maka berita dan informasi tentang media pendidikan informasi-informasi tentang proses belajar mengajar di sekolah agan serentak kita dapat mempublikasikan pada media yang tepat dan benar.
amykajang@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *