PGRI itu seksi dan akan terus seksi
Oleh Arhy Kolo
Tak ada jeda untuk terus bergerak demi terwujudnya pendidikan menuju generasi emas, kutipan ini bukan hanya sebagai angin penyejuk telinga semata, namun perlu suatu spirit yang menggelora dan konsisten sehingga mampu meretas peradaban yang lebih baik kedepannya.
Sebagai wadah yang konsisten menyokong kecerdasan bangsa dan negara, tentu PGRI bukan hanya sebagai wadah yang berlabel formalitas semata. Tempat kongkow-kongkow yang hanya mengambil peran kala kegiatan rapat pemilihan atau kegiatan yang menyedot tensi pribadi yang ada.
Jangan berhitung seberapa banyak yang kamu berikan tapi seberapa bermakna engkau dalam lembaga yang ada. Sebagai lembaga yang dilegitimasi untuk menyokong peradaban terutama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memang sudah bukan yang tertafsir jika PGRI perlu suatu tataran nilai yang “seksi”.
Keseksian PGRI terus mendapat respon yang begitu “menggairahkan”, karena tidak bisa dinafikan organisasi berlogo bulatan utuh ini, begitu banyak di keremuni oleh oknum-oknum yang ingin mendompleng popularitas, karena begitu masifnya dan semakin bertambah dari tahun ke tahun jumlah anggotanya.
Namun seberapa Ampuh keseksian PGRI, saya mengutip dari ketua PGRI Bantaeng bapak Syafruddin S.Pd dengan gamblang dan tampil apik menguraikan bagaimana nilai seksi dari PGRI begitu mempesona. Bahkan banyak yang berusaha mencari deal-deal politik pada organisasi yang berlambang Cakra ini.
Namun seberapa Ampuh keseksian PGRI, saya mengutip dari ketua PGRI Bantaeng bapak Syafruddin S.Pd dengan gamblang dan tampil apik menguraikan bagaimana nilai seksi dari PGRI begitu mempesona. Bahkan banyak yang berusaha mencari deal-deal politik pada organisasi yang berlambang Cakra ini.
Sebagai organisasi profesi entitas yang semestinya dan seharusnya PGRI mampu menjadi role model bagi lembaga profesi yang lain secara khusus, kerena PGRI memegang teguh akan nilai-nilai profesionalisme.
Dengan adanya kegiatan pelatihan jurnalistik yang bertempat di gedung guru PGRI Bantaeng dengan dihadiri delegasi dari PGRI Selayar, Jeneponto dan Bantaeng maka semakin menggiatkan gairah PGRI Sulawesi Selatan untuk mengambil peranan dalam pentingnya dunia tulis menulis ini.
Tentunya hal ini sesuai dengan paradigma PGRI yang terus tumbuh dan kembang sesuai dengan pergerakan jaman, yang tidak alergi akan perubahan dunia dan bahkan PGRI mampu bersaing dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas anggotanya.
Konsistensi PGRI tertuang jelas dari kontinuitas dalam meningkatkan sikap profesionalisme, loyalitas, dan dedikasinya dalam mewujudkan harkat dan martabat guru yang mulia.
Bantaeng, 29/05/21