BANTAENG,
SuaraGuruSulSel.Com–Sabtu 04 Februari 2023 bertempat di Aula Pramuka Ambalan Datu Museng dan Maipa Deapati, Pramuka Gugus Depan (Gudep) Bantaeng 02.121.02.122 pangkalan SMAN 2 Bantaeng menyelenggarakan musyawarah ambalan (Musyam) yang diikuti oleh 50 (lima puluh) ambalan Datu Museng dan Maipa Deapati.
Hadir dalam acara pembukaan Musyam kali ini adalah Kak Astuti dari Kwarran Bissappu, Ketua Mabigus Gudep 02.121.02.122 pangkalan SMAN 2 Bantaeng Kak Abd. Kadir beserta kakak-kakak Majelis Pembimbing Gugus (Mabigus) pangkalan SMAN 2 Bantaeng.
Ketua panitia pelaksana (Panpel) Musyam, Said Alwi dalam laporannya menyampaikan bahwa acara ini (Musyam) akan berlangsung selama 2 (dua) hari yaitu Sabtu – Ahad, 04 s.d 05 Februari 2023 bertempat di SMAN 2 Bantaeng. “Acara musyawarah ambalan Datu Museng dan Maipa Deapati ini akan kita laksanakan dua hari yaitu Sabtu sampai Ahad bertempat di SMAN 2 Bantaeng Jalan hasanuddin Nomor 8 Bantaeng”.
Lebih lanjut Saidil Alwi menjelaskan bahwa maksud dan tujuan musyam tahun 2023 ini adalah melaksanakan program kerja ambalan periode tahun 2021-2022, melaporkan hasil pelaksanaan program kerja ambalan periode 2021-2022, melepas anggota ambalan periode 201-2022 dan menerima ambala baru periode 2022-2023. Dari hasil musyawarah ambalan disepakti secara bulat ketua dewan Datu Museng adalah Awal Rahman, sedang ketua ambalan Maipa Deapati dipercayakan kepada pradana Nur Ismatul Khaerat. Acara yang terpenting lagi adalah acara pembahasan program kerja ambalan periode 2022-2023.
Setelah membuka acara musyam secara resmi, ketua mabigus Bantaeng Pangkalan SMAN 2 Bantaeng Kak abdul Kadir menyatakan menyambut baik acara ini dan berharap semoga semua kita diberikan lindungan, kesehatan dan kekuatan dari Allah swt sehingga acara ini bisa berjalan sukses, aman dan lancar sampai selesai. Pada kesempatan ini ketua mabigus juga menjelaskan bahwa musyawarah ambalan (musyam) merupakan forum tertinggi dalam gerakan pramuka ambalan yang selalu dilaksanakan satu kali setahun dalam rangka pertemuan bagi pramuka penegak warga ambalan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi anggota ambalan pada tingkat gugus depan. “Musyawarah ambalan (Musyam) adalah forum tertinggi pada pramuka penegak dalam menetapkan suatu kebijakan dan keputusan oleh warga ambalan yang selalu atau rutin dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali pada masa baktinya. Sebelum mengakhiri sambutan, ketua mabigus mengingatkan kepada seluruh anggota ambalan SMAN 2 Bantaeng yang dulu bernama SMAN 1 Bissappu bahwa di abad ke-21 ini, pembelajaran tidak hanya berpusat pada kemampuan kognitif, tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial. Keterampilan tersebut dikenal dengan istilah 4C Pembelajaran Abad 21, yang meliputi (1) critical thinking, (2) creativity, (3) collaboration, dan (4) communication.
1). critical thinking (Keterampilan berpikir kritis)
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir jernih, rasional, dan masuk akal dalam menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan dalam kehidupan atau kegiatan sehari-hari. Orang dengan pikiran kritis juga memiliki kemampuan yang baik dalam membuat penilaian serta mengevaluasi fakta, fenomena, data, atau objek tertentu.
Tujuan utama dari kemampuan berpikir kritis atau critical thinking adalah mengarahkan anak untuk dapat menyelesaikan masalah (problem solving). Pola pikir yang kritis juga perlu diterapkan agar anak dapat melatih diri untuk mencari kebenaran dari setiap informasi yang didapatkannya. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mengatasi dampak negatif dari akses informasi tak terbatas di abad ke-21.
2). Creativity (Keterampilan Berpikir Kreatif)
Menurut Harriman, berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru oleh arena itu berpikir kreatif termasuk kedalam ranah kognitif (pengetahuan).
Creativity tidak selalu identik dengan anak yang pintar menggambar atau merangkai kata dalam tulisan. Namun, kreativitas juga dapat dimaknai sebagai kemampuan berpikir outside the box (berpikir di luar kepala) tanpa dibatasi aturan yang cenderung mengikat. Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Hasilnya, mereka akan berpikiran lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah.
3). Collaboration (Keterampilan Bekerja Sama atau Berkolaborasi)
Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang.
Terdapat salah satu dari beberapa Konten belajar yang mengajarkan anak tentang kreativitas, misalnya lewat game membuat motif-motif baju sesuai dengan kreasinya. Selain mendesain anak di ajak mengenal bentuk-bentuk geometri pada motif baju.
Collaboration adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar anak mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Saat berkolaborasi bersama orang lain, anak akan terlatih untuk mengembangkan solusi terbaik yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya.
4). Communication (Keterampilan Berkomunikasi)
Keterampilan komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki untuk mampu membina hubungan yang sehat di mana saja, di lingkungan sosial, sekolah, usaha, dan perkantoran atau di mana saja. Keterampilan Komunikasi (Communication Skills) adalah keahlian, kemampuan, atau kepandaian dalam berkomunikasi.
Komunikasi merupakan modal dan kunci sukses dalam pergaulan dan karier karena hanya dengan komunikasi sebuah hubungan baik dapat dibangun dan dibina. Communication dimaknai sebagai kemampuan anak dalam menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan ini terdiri dari sejumlah sub-skill, seperti kemampuan berbahasa yang tepat sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca pendengar (audience) untuk memastikan pesannya tersampaikan.
Keterampilan 4C Pembelajaran Abad 21 di atas harus dimiliki peserta didik dari seluruh jenjang pendidikan, termasuk anak-anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) yang baru memasuki dunia belajar. Selain diterapkan oleh guru atau pendidik di sekolah, keterampilan tersebut sebenarnya dapat juga dikembangkan oleh orang tua di rumah.
Humas SMAN 2 Bantaeng
Taerima kasih, sayang sukse suara guru Indonesia