IHT PENULISAN KARYA SASTRA & PENYUSUNAN SOAL-SOAL US TAHUN 2023 UPT SMAN 2 BANTAENG

bagikan

BANTAENG,

SuaraGuruSulSel Com–UPT SMAN 2 Bantaeng menyelenggarakan In house training sebagai kegiatan pelatihan bagi guru-guru dalam rangka penyusunan buku karya sastra dan penyusunan soal-soal ujian sekolah (US).
Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari mulai pada hari Jumat s.d Hari Sabtu (3-4 Maret 2023) bertempat di ruangan guru UPT SMAN 2 Bantaeng. H. Arafah, S.Pd.,M.Pd sebagai Kepala Seksi Pembinaan SMA (Kasi PSMA) Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Wilayah V mengawali acara dengan materi tentang bimbingan teknik penyusunan buku karya satra. Dengan gayanya yang khas beliau menjelaskan teknik-teknik memulai atau mengawali penulisan. Beliau mengatakan bahwa “ salah satu kendala yang sering dihadapi oleh seorang penulis adalah sulit memulai atau mengawali tulisan”. Oleh karena itu lanjut beliau kita harus berani memulai saja. Salah satu kegiatan yang bisa kamu coba adalah menulis. Dengan menulis kita dapat mengetahui bagaimana proses lahirnya sebuah tulisan yang baik, menambah kosa-kata yang baru, serta belajar bermain dengan kata-kata. Bahkan, kita juga bisa belajar bagaimana mengungkapkan suatu hal dengan jelas hanya dengan sebuah tulisan tanpa harus menyinggung makna yang diinginkan . Pengungkapan makna seperti ini biasanya dapat kita temui dalam karya-karya sastra seperti halnya puisi, prosa, sajak, novel, dan lain-lain.
Sebelum mulai menulis sebuah karya sastra, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa sih pengertian dari karya sastra itu. Dalam Wikipedia disebutkan bahwasanya kata “Sastra” adalah sebuah kata yang diserap dari Bahasa Sanskerta yang artinya “Teks yang mengandung instruksi atau pedoman”. Jadi dalam penulisan sebuah sastra terdapat aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi agar karya tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah karya sastra. Biasanya, karya sastra itu dikenal dengan keindahan kata-kata yang digunakan oleh si mimin. Kalau kamu suka dengan buku-buku seperti “Amor Fati” milik Syahid Muhammad, “Evolusi Rindu” kepunyaan Genta Kiswara, serta “Catatan Juang” dan “Arah Langkah” nya bung Fiersa Besari, pasti kamu tahu bagaimana keindahan Bahasa dan kata yang mereka gunakan dalam buku-buku tersebut. Kita mungkin sepakat bahwa seorang penulis harus rajin membaca. Dengan membaca ia terinspirasi untuk menulis. Tanpa membaca, dia akan mengalami kesulitan saat menulis. Menulis dan membaca bagai bersaudara kembar.
Untuk memulai sebuah penulisan cerpen dibutuhkan kemampuan yang baik supaya cerita dapat tersampaikan ke pembaca.
Yang perlu dipahami adalah cerpen alias cerita pendek berbeda dengan novel. Dari singkatannya saja sudah jelas, cerita pendek. Maka dalam penulisannya pun cerpen tidak membutuhkan tulisan yang berlembar-lembar seperti novel. Sebaliknya, cerpen hanya akan menyampaikan bagian-bagian tertentu saja dalam sebuah peristiwa atau cerita.
Lantas, apa itu cerpen? Sebenarnya, tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Kalangan sastrawan memiliki rumusan yang tidak sama.
Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita rekaan yang pendek. Ismail Marahimin, dalam buku Menulis Secara Populer menjelaskan bahwa cerpen memang harus pendek dan singkat.
Apa ukuran panjang-pendek suatu cerpen itu? Jumlah halamannyakah? Jumlah kata-katanyakah? Menjawab hal ini, rumusan cukup menjelaskan.
Meskipun ada yang berpendapat jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ada yang membatasi jumlah katanya antara 500 – 30.000 kata. Pada dasarnya bisa disimpulkan
Apakah Anda tertarik untuk menulis cerpen?
Ketika Anda hendak membuat sebuah cerpen, perhatikanlah enam struktur penyusun cerpen berikut ini.

Cerpen adalah karya tulis terbatas

  1. Abstrak
    Berisi ringkasan atau gambaran awal dari kisah yang akan diceritakan. Bagian abstrak ini bersifat opsional yang artinya adalah Anda boleh saja mengikutsertakan abstrak dalam cerpen yang ditulis, boleh juga menghilangkannya.
  2. Orientasi
    Pada bagian ini, Anda akan berkenalan dengan waktu, tempat, dan suasana yang terdapat pada cerpen tersebut.
  3. Komplikasi
    Pada bagian ini, Anda akan menemukan urutan kejadian yang terdapat dalam cerpen. Kejadian tersebut disusun secara sistematis, kemudian dikembangkan menjadi hubungan sebab-akibat. Pada bagian ini juga Anda akan mengenal tokoh dalam cerita tersebut beserta wataknya.
  4. Evaluasi
    Pada bagian ini, Anda akan mulai menemukan konflik hingga menuju ke klimaks. Penyelesaian dari masalah yang terjadi juga mulai diperkenalkan.
  5. Resolusi
    Resolusi memuat solusi atau penyelesaian dari permasalahan yang terdapat dalam cerpen.
  6. Koda
    Koda merupakan bagian terakhir dari sebuah cerpen yang berisi nilai moral atau pelajaran yang terkandung dalam cerpen.
    Sesi berikutnya adalah materi tantang Kebijakan dan Penyusunan asesmen (penilaian) yang di paparkan oleh Ib8 Dra Hj. Sitti Nuraeti, MM, Pengawas bina UPT SMAN 2 Bantaeng. Ibu Pengawas mengatakan bahwa “Fungsi asesmen selama ini lebih berorintasi pada asesmen sumatif dan assessment of learning (menilai hasil belajar). Hal ini mengakibatkan konsep asesmen assessment for learning dan assessment as learning (untuk pembelajaran) menjadi kurang di kenal”.
    Misi asesmen tersebut bisa kita simak berikut ini.
  7. Assessment of Learning (menilai capaian pembelajaran)
    Assessment of learning merupakan penilaian yang di laksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu.
    Setiap pendidik melakukan penilaian yang di maksudkan untuk memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of learning.
    Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar)
  8. Assessment for Learning (untuk perbaikan pembelajaran)
    Assessment for learning di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya di gunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya.
    Assessment for learning juga dapat di manfaatkan oleh pendidik untuk meningkatkan performan dalam memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).
  9. Terdiri dari dua fase yakni penilaian awal atau diagnostik dan penilaian formatif
  10. Penilaian dapat di dasarkan pada berbagai sumber informasi (misalnya, portofolio, pekerjaan yang sedang berjalan/unjuk kerja, pengamatan guru, komunikasi/percakapan)
  11. Umpan balik lisan atau tertulis kepada peserta didik terutama deskriptif dan menekankan perbaikan, mengidentifikasi tantangan, dan menunjuk ke langkah selanjutnya
  12. sebagai pendidik, perlu memeriksa pemahaman mereka untuk menyesuaikan instruksi kepada peserta didik
  13. Tidak ada nilai atau skor yang di berikan, pencatatan yang di berikan dapat berupa anekdot dan deskriptif
  14. Terjadi sepanjang proses pembelajaran, dari awal program studi hingga saat penilaian sumatif
  15. Assessment as Learning (sebagai sarana pembelajaran)
    Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan di laksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
    Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
    Peserta didik di beri pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning.
    Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat di libatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus di lakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.

Kepala UPT SMAN 2 Bantaeng juga membawakan materi tentang tata cara pemberian skor dan bobot soal dilanjutkan dengan materi tentang teknik nalisis butir soal untuk mendapatkan daya pembeda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *