Bantaeng, SUARAGURUSULSEL.COM – Kematian Andi Maharani, Kepala Taman Kanak-Kanak (TK) Pallauweng Kabupaten Bantaeng yang diketahui belakangan bahwa sebelumnya diduga dianiaya oleh seseorang beberapa hari yang lalu.
Penganiayaan tersebut diyakini sebagai penyebab kematian Andi Maharani setelah dirawat dirumah sakit.
Dari peristiwa tersebut yang menyebabkan kematian seorang guru di Kabupaten Bantaeng menuai keprihatinan banyak pihak, khususnya dilingkungan pendidikan, termasuk dari luar Kabupaten Bantaeng.
Dr. Muh. Rivai Nur, SH, M.Si, CGCAE. Pengamat hukum Kabupaten Bantaeng menyampaikan bahwa korban Andi Maharani menghembuskan nafas terakhirnya di Ruang ICU RSUD Anwar Makkatutu setelah koma pasca peristiwa penganiayaan yang dialaminya Ahad, (19/3/23) kemarin.
Dewan Pendiri LBH Butta Toa Bantaeng ini juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat sedih mendengar kabar duka tersebut.
“Kami turut berduka cita. Yang diduga dilakukan pelaku terhadap Kepala Sekolah TK Pratiwi Pullauweng” katanya.
Sehingga ia berharap sambung Rivai Nur agar pengurus Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ) Kabupaten Bantaeng untuk mengawal Kasus guru TK yang diduga dianiaya pacar sampai meninggal.
“Tak hanya mengusut tuntas kasus pembunuhan tersebut, tapi juga menangkap pelakunya!,” tegas Rivai Nur.
Lebih jauh Rivai Nur kepada media ini mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan pelaku bisa dikenakan pasal 351 ayat 3 KUHP Pidana tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Menyebabkan kematian.
Dengan kejadian ini, ia juga berharap agar keselamatan para tenaga pendidik di Kabupaten Bantaeng bisa jadi perhatian serius pemerintah.
Miris mendengar seorang tenaga pendidik yang ikut mencerdaskan anak bangsa, malah diduga dibunuh secara keji “Karena itu, kami sangat prihatin,” singkatnya.
Hal Senada, Ketua Kabupaten PGRI Bantaeng, Syafruddin S.Pd, MM, kepada SUARAGURUSULSEL.COM mengatakan bahwa ia mengutuk dan mengecam tindakan oknum diduga pelaku yang menyebabkan meninggalnya Andi Maharani yang diketahui bahwa kematian almarhumah karena dianiaya oleh seseorang beberapa hari sebelumnya yang menyebabkan ia dirawat di Rumah Sakit Prof. Anwar Makkatutu Bantaeng hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Selain pihaknya mengecam tindakan oknum pelaku tersebut, juga ia berharap kepada aparat kepolisian segera menangkap pelaku dan mengungkap motif dari peristiwa yang menyebabkan hilangnya nyawa seorang guru TK dan menuntut dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, harapnya Jum’at, 24/3/23
Pada kesempatan itu pula, ia menyampaikan bahwa jajaran pengurus PGRI Bantaeng turut berdukacita atas meninggalnya teman sejawat Andi Maharani dan berharap agar keluarga yang ditinggalkan bersabar, semoga pelakunya secepatnya ditangkap dan dituntut dengan hukuman yang setimpal,
Yang jelas menurutnya bahwa PGRI Bantaeng akan memberikan pendampingan hingga kasus pembunuhan ini tuntas, terangnya.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatian sesama guru, jajaran Pengurus Kabupaten PGRI Bantaeng melakukan upacara pelepasan dan mengantar jenazah kerumah keluarganya didaerah mongcongloe Lappara, dekat Bukit Baruga, Antang Makasar, Rabu (22/3/23).
Diduga pelaku penganiayaan terhadap Andi Maharani belakangan diketahui adalah kekasihnya sendiri atas nama Ibnu Akbar yg biasa disapa Didi, namun demikian, dikatakannya bahwa siapapun itu oknum pelakunya, harus diusut tuntas dituntut setimpal dengan perbuatannya, jelasnya. (@mikajang)