Enrekang, SUARAGURUSULSEL.COM – Fisika adalah salah satu mata pelajaran sulit dan menjadi momok bagi sebagian besar siswa utuk mempelajarinya. “Fisika konon memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dengan berbagai macam rumus-rumus dan perhitungan yang kerap membingungkan, tidak hanya bagi siswa, tetapi bagi guru sekalipun”, jelas Arjuna saat ditemui.
Selama ini pembelajaran fisika identik dengan ruang kelas dan laboratorium. “Ini membuat siswa jenuh”, tambahnya.
Sementara itu Seringkali pembelajaran fisika tradisional cenderung bersifat teoritis dan terpisah dari konteks kehidupan nyata.
Guru harus mencari formula agar fisika menjadi menarik dimata siswa sekaligus menjadikan mereka generasi yang peduli terhadap lingkungan. “Pada saat yang sama, pembelajaran yang baik sejatinya berpusat pada siswa”, katanya.
Ia menerangkan bahwa Pembelajaran fisika yang efektif memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari dunia di sekitar mereka.
Nah, Salah satu yang patut dicoba adalah pembelajaran berbasis lingkungan. Pendekatan pembelajaran fisika berbasis lingkungan telah muncul sebagai alternatif yang menarik belakangan ini.
Bagaimana model pembelajaran ini bisa menarik dan bermanfaat ?
Pertama, pembelajaran fisika berbasis lingkungan dapat menghubungkan Fisika dengan Konteks Nyata.
Pembelajaran fisika berbasis lingkungan bertujuan untuk menghubungkan konsep-konsep fisika dengan situasi dan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ini, siswa dapat melihat relevansi fisika dalam konteks nyata seperti energi terbarukan, perubahan iklim, dan efisiensi energi. Dengan memahami bagaimana prinsip-prinsip fisika berperan dalam isu-isu lingkungan, siswa menjadi lebih sadar akan dampak tindakan mereka terhadap planet ini.
Kedua, Pembelajaran fisika berbasis lingkungan mendorong penggunaan sumber daya lokal untuk mendemonstrasikan konsep fisika. Misalnya, siswa dapat mempelajari energi surya dengan mengamati penggunaan panel surya di lingkungan sekitar mereka atau mempelajari gerak dan gaya dengan menganalisis pergerakan air di sungai setempat. Dengan cara ini, siswa dapat melihat bagaimana fisika dapat diaplikasikan di sekitar mereka, memperkuat pemahaman mereka tentang konsep-konsep fisika dan hubungannya dengan lingkungan.
Ketiga, sesuai amanat kurikulum merdeka maka pembelajaran ini menuntut Kolaborasi dan Berbasis Proyek. Pembelajaran fisika berbasis lingkungan mendorong siswa untuk bekerja sama dalam tim dan melibatkan diri dalam proyek-proyek praktis.
Misalnya, mereka dapat merancang dan membangun model sistem energi terbarukan, menganalisis data penggunaan energi di sekolah mereka, atau mengembangkan solusi inovatif untuk mengurangi jejak karbon. Melalui kolaborasi ini, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan konsep-konsep fisika dalam pemecahan masalah nyata, serta mengembangkan keterampilan kritis dan kreativitas.
Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa melalui pembelajaran fisika berbasis lingkungan, siswa menjadi lebih sadar akan tantangan lingkungan yang dihadapi oleh dunia saat ini. Mereka dapat mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, memahami pentingnya energi terbarukan, dan mengeksplorasi konsep-konsep seperti efisiensi, dan hidup hemat.
Harapanya dengan adanya konsep pembelajaran fisika berbasis lingkungan ini dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik sekolah, guru dan siswa. (Nasyrah)