Kepala UPT SDN 1 Enrekang, Menyemai Toleransi Beragama Melalui Pendidikan

bagikan

Enrekang, SUARAGURUSULSEL.COM – Kepala SDN 1 Enrekang, Nadir G membagikan buku agama kepada siswa Kristiani yang di damping oleh Yufianto, S.Pak Sebagai guru agama Kristen kelas I – VI di Gereja Jemaat Imanuel Enrekang.

Dalam bidang pendidikan di Indonesia, toleransi menjadi perhatian penting, yang tidak hanya diajarkan, tetapi juga diupayakan pengamalannya.

Berbicara tentang toleransi adalah berbicara tentang keadilan. Selain dalam praktek, pemangku kebijakan juga harus terus mengingatkan, jangan lupa bahwa adalah hak setiap siswa untuk mendapatkan kenyamanan, keamanan dalam proses pendidikan termasuk perilaku toleransi dari lingkungannya, dari sekolah, dari semua stakeholder yang ada di sekolah.

Nadir G menambahkan bahwa pembelajaran toleransi tercakup dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). “Jadi, kalau berbicara sekolah di Indonesia tentunya kalau melihat undang-undang Sisdiknas setiap anak mendapatkan kesempatan, saya yakin semua sekolah berusaha untuk berlaku toleran dan mendidik anak-anak untuk bertindak toleran.

Seluruh siswa di UPT SDN 1 Enrekang akan menjamin hak yang sama dalam belajar dan mendapatkan fasilitas dalam hal ini buku pelajaran. Dalam kurikukum merdeka diharapakan siswa dapat menghargai dan menghormati semua agama.

Sehingga siswa dapat belajar sikap toleransi dan menjadi pelajar Pancasila serta tidak melakukan diskriminasi agama minoritas di sekolah, ungkap Nadir G.

Sebagai kepala sekolah SDN 1 Enrekang sangat mendukung dengan kegiatan ini “Alhamdulillah siswa Gereja Jemaat Imanuel Enrekang dapat belajar dengan baik dengan buku barunya.

Harapannya tidak ada intoleransi di sekolah, mari menyebarluaskan praktik-praktik baik serta toleransi di sekolah hendaknya diaplikasi tanpa batas di ruang publik, tegasnya.

Guru agama Yufianto berterima kasih kepada kepala sekolah SDN 1 Enrekang, yang telah memfasilitasi buku agama Kristen di Gereja Jemaat Imanuel Enrekang.

Ia juga menyampaikan bahwa dua tahun anak – anak di gereja belajar tanpa buku agama. Sebelumnya kami mendapatkan buku dari Toraja. (N@sirah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *