BANTAENG;
SUARAGURUSULSEL.COM--Saat ini minat generasi muda terhadap karya sastra mulai mengalami pemerosotan. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya penulis karya sastra yang berasal dari generasi muda. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap karya sastra perlu dilakukan pelatihan penulisan karya sastra khususnya di sekolah tingkat SMA. Pembelajaran sastra seharusnya lebih diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Dalam praktiknya, pengajaran bahasa dan linguistik sangat diutamakan. Selain itu, dari hasil wawancara bebas dengan para guru bahasa dan sastra Indonesia dalam berbagai kesempatan selama ini menunjukkan bahwa secara umum, ada beberapa kendala dalam pembelajaran sastra, salah satunya adalah guru sering merasa kesulitan untuk menentukan bahan ajar yang tepat dan sering menggunakan bahan ajar tanpa memperhatikan kriteria-kriteria dalam pemilihan bahan ajar. Oleh karena itu Tim Pengajar dan Penulis Sastra SMA Negeri 2 Bantaeng melakukan kegiatan “Pelatihan Penulisan Karya Sastra” Hari Selasa Tanggal 23 Januari 2024 yang dibuka langsung oleh Kepala UPT SMA Negeri 2 Bantaeng Bapak Drs. A. Kadir HT dan pematerinya adalah Bapak H. Arafah, S.Pd., M.Pd. yang berprofesi sebagai akademisi dan penulis, Pelatihan Penulisan Karya Sastra ini bertempat di sekolahnya SMA Negeri 2 Bantaeng. Kepala UPT SMA Negeri 2 Bantaeng mengatakan kepada peserta yang dikuti oleh para siswa bahwa dalam kegiatan ini kepala sekolah mengatakan ada banyak pengalaman yang akan didapatkan dan akan di bawah setelah lulus. Dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Karya sastra ini, tidak menutup kemungkinan anak-anak sekalian ada yang yang jadi penulis, demiakian kata kepala UPT SMA Negeri 2 Bantaeng.
Bapak H. Arafah, S.Pd., M.Pd. yang berprofesi sebagai akademisi dan penulis menjelaskan kepada peserta Pelatihan Penulisan Karya Sastra Dalam penulisan karya Sastra itu maksimal 20.000 karakter. Kalau kita menulis Cerpen contohny kita harus memiliki minimal empat buah unsur, yaitu waktu, tempat, dan peristiwa. Cerpen yang baik adalah yang mudah dipahami, mudah dimengerti, menggunakan bahasa Indah, menaati kaidah bahasa judulnya menarik dan meyakinkan. Selain itu, cerpen yang menarik juga menyentuh isu dan berita yang aktual dan faktual, penting, dan menarik, Bapak H. Arafah, S.Pd., M.Pd. juga mengatakan bahwa Ada beberapa alasan kenapa harus menulis cerpen. Pertama, menulis cerpen untuk menyampaikan sesuatu kepada pembaca. Hal ini akan mendorong penulis untuk membagikan pengalaman, gagasan dan pengetahuan kepada para pembaca. Kedua, menulis cerpen untuk mengekspresikan diri. Menulis cerpen dapat membantu penulis melampiaskan atau meluapkan berbagai macam emosi secara aman melalui tulisan. Ketiga, menulis cerpen untuk mendapatkan honor. Motif ini berorientasi pada hasil penulisan cerpen. Hal ini dapat membantu penulis dalam bidang ekonomi karena memperoleh honor dari hasil penulisan cerpen yang dipublikasikan. Keterampilan menulis cerpen diperoleh tidak secara instan, tetapi melalui sebuah proses yang panjang. Belajar menulis cerpen dapat diawali dengan membaca cerpen yang telah dipublikasikan. Hal ini senada dengan pendapat yang menyatakan bahwa Belajar menulis dapat diawali dengan membaca. Untuk lebih tepatnya, kita memperoleh gaya tulisan, bahasa khusus penulisan dan semuanya dapat diperoleh melalui membaca. Aktivitas membaca memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang dalam menekuni tulis menulis. Selain membaca, peningkatan kemahiran menulis juga ditentukan oleh faktor motivasi yang berasal dari dalam diri penulis karena menulis tidak dapat dilepaskan dengan aktivitas yang terus menerus menerus dipupuk dan dikembangkan. Tim Pengajar dan Penulis Sastra SMA Negeri 2 Bantaeng mengucapkan banyak terimakasih kepada segala pihak atas terlaksananya kegiatan ini semoga kedepan para siswa disekolah ini dapat mengembangkan potensi diri menjadi seorang penulis dan sastrawan. (@mykajang)
Editor : Jusriyadi, S.Pd