SUARAGURUSULSEL.COM–Bantaeng 15 April 2024, hari ini adalah hari kedua Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng meninggalkan kita semua dalam bakti kita kepada PGRI secara lahiriah, namun ada hal menarik untuk kita cermati dari pernyataan seorang motivator dan penyemangat ulung semasa hidupnya Syafruddin, S.Pd., MM, selaku Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng, kerap melontarkan pernyataan “Setiap masa ada Orangnya dan setiap orang ada masanya” dalam berbagai kesempatan. Pernyataan ini mengandung makna mendalam yang patut direnungkan dan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam dunia pendidikan.
Pernyataan Urgensi; Pernyataan Syafruddin mengandung beberapa urgensi penting, yaitu: 1). Mengingatkan Siklus Kehidupan: Setiap era memiliki pemimpin dan tokoh yang sesuai dengan masanya. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan peran setiap individu memiliki masanya masing-masing untuk berkontribusi dan memberikan dampak positif. 2). Mendorong Regenerasi dan Kolaborasi: Pernyataan ini mendorong regenerasi kepemimpinan dan kolaborasi antar generasi. Generasi muda perlu diberi kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi, dengan tetap menghormati dan belajar dari pengalaman generasi sebelumnya. 3). Menerima Perubahan dan Adaptasi: Setiap masa membawa perubahan dan tantangan baru. Kita perlu fleksibel dan adaptif untuk terus berkontribusi dan relevan di tengah perubahan zaman.
Harapan Syafruddin; Melalui pernyataannya, Syafruddin berharap untuk: 1). Membangun Semangat Optimisme: Setiap individu memiliki potensi dan kesempatan untuk berkontribusi, sesuai dengan masanya. Kita perlu optimis dan terus mengembangkan diri untuk menjadi pemimpin dan pembawa perubahan di masa depan. 2). Mendorong Rasa Syukur dan Penghargaan: Kita perlu bersyukur atas kontribusi dan pengorbanan para pendahulu, dan menghargai peran generasi muda dalam membangun masa depan. 3). Memperkuat Persatuan dan Silaturahmi: Kolaborasi dan sinergi antar generasi sangatlah penting untuk kemajuan bersama. Pernyataan ini diharapkan dapat memperkuat persatuan dan silaturahmi antar anggota PGRI dan masyarakat luas.
Tebar Paket Kebaikan; Makna pernyataan Syafruddin dapat menjadi landasan untuk “tebar paket kebaikan” di muka bumi ini. Berikut beberapa caranya: 1). Mentoring dan Transfer Pengetahuan: Generasi tua dapat mewariskan ilmu dan pengalaman kepada generasi muda melalui mentoring dan program transfer pengetahuan. 2). Memberikan Kesempatan dan Dukungan: Memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memimpin, berinovasi, dan berkarya. Dukung mereka dengan sumber daya dan dorongan moral. 3). Menciptakan Lingkungan yang Inklusif: Membangun lingkungan yang terbuka dan inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk berkembang.
Pernyataan Syafruddin, S.Pd., MM merupakan pengingat penting tentang siklus kehidupan, regenerasi, dan kolaborasi. Dengan memahami dan mengimplementasikan maknanya, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah dan penuh kebaikan.
Pernyataan Syafruddin, S.Pd., MM bukan sekedar slogan, melainkan sebuah ajakan untuk introspeksi dan aksi nyata. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk “tebar paket kebaikan” dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Ungkapan “Setiap Masa Ada Orangnya, Setiap Orang Ada Masanya” adalah sebuah pepatah Indonesia yang mendalam yang menyoroti siklus kehidupan dan dinamika dunia yang selalu berubah. Hal ini menekankan bahwa setiap era memiliki individu-individunya sendiri yang secara unik mampu menghadapi tantangan dan peluang pada masa itu, dan bahwa setiap orang memiliki periode di mana mereka dapat bersinar dan memberikan kontribusi yang signifikan. Pepatah ini menjadi pengingat yang kuat bahwa perubahan tidak bisa dihindari dan kita harus menerima pasang surut kehidupan. Hal ini mendorong kita untuk menyadari bahwa waktu kita untuk memimpin, berinovasi, dan membuat perbedaan mungkin tidak bertahan selamanya, namun kita harus memanfaatkan momen ini dan memanfaatkan peluang yang ada sebaik-baiknya. Syafruddin, S.Pd., MM, Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dengan fasih menangkap esensi pepatah tersebut dengan menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi dan menerima perubahan. Ia menggarisbawahi gagasan bahwa setiap individu memiliki peran unik dalam membentuk jalannya sejarah, dan bahwa kita harus berusaha untuk mencapai prestasi di zaman kita. Relevansi pepatah ini melampaui kehidupan individu dan meresap ke berbagai aspek masyarakat, termasuk organisasi, komunitas, dan bangsa. Hal ini mengingatkan kita bahwa institusi dan sistem harus berkembang untuk memenuhi perubahan kebutuhan zaman, dan bahwa kepemimpinan serta perspektif baru sering kali diperlukan untuk mengatasi tantangan yang muncul dan meraih peluang baru. Pada hakikatnya, “Setiap Masa Ada Orangnya, Setiap Orang Ada Masanya” adalah seruan untuk bertindak, yang mengajak kita untuk merangkul sifat kehidupan yang dinamis, mengenali potensi diri kita, dan berusaha memberikan dampak positif selama kita hidup di bumi ini. Ini adalah pesan abadi yang bergema lintas budaya dan generasi, mengingatkan kita bahwa masing-masing dari kita memiliki kapasitas untuk berkontribusi terhadap perbaikan dunia, meskipun hanya untuk sesaat.
The phrase “Setiap Masa Ada Orangnya, Setiap Orang Ada Masanya” (Every time has its people, and every person has their time) is a profound Indonesian proverb that highlights the cyclical nature of life and the ever-changing dynamics of the world. It emphasizes that every era has its own set of individuals who are uniquely suited to the challenges and opportunities of that time, and that each person has a period in which they can shine and make a significant contribution.
This adage serves as a powerful reminder that change is inevitable and that we should embrace the ebb and flow of life. It encourages us to recognize that our time to lead, innovate, and make a difference may not last forever, but that we should seize the moment and make the most of our opportunities when they arise.
Syafruddin, S.Pd., MM, the Chairman of PGRI Kabupaten Bantaeng, South Sulawesi, Indonesia, eloquently captures the essence of this proverb by emphasizing the importance of adaptability and embracing change. He underscores the notion that each individual has a unique role to play in shaping the course of history, and that we should strive to make our mark during our time.
The proverb’s relevance extends beyond individual lives and permeates various aspects of society, including organizations, communities, and nations. It reminds us that institutions and systems must evolve to meet the changing needs of the times, and that new leadership and perspectives are often necessary to navigate emerging challenges and seize new opportunities.
In essence, “Setiap Masa Ada Orangnya, Setiap Orang Ada Masanya” is a call to action, urging us to embrace the dynamic nature of life, recognize our individual potential, and strive to make a positive impact during our time on this earth. It is a timeless message that resonates across cultures and generations, reminding us that each of us has the capacity to contribute to the betterment of the world, if only for a fleeting moment.
(Humas PGRI Bantaeng)