SUARAGURUSULSEL.COM–Bantaeng, 16 April 2024 – Malam ketiga kegiatan Ta’ziyah berpulangnya Kerahmatullah Syafruddin S.Pd., MM Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng di jalan Lingkar Bantaeng (16/4/2024) berlangsung penuh hikmah. Acara diawali dengan pembacaan Ayat suci Al-Qur’an oleh Qori Husain Ruddin S.Ag Pegawai Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng.
KH. Arifuddin Lc., Pembawa hikmah taskiratul maut, menyampaikan tausiahnya dengan penuh makna. Beliau mengatakan bahwa almarhum Syafruddin, S.Pd., MM adalah sosok guru yang inspiratif dan motivator terbaik. Kepergiannya merupakan kerugian besar bagi dunia pendidikan di Kabupaten Bantaeng.
KH. Arifuddin juga mengingatkan hadirin tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk kematian. Beliau mengatakan bahwa ketika manusia meninggal, yang menyertainya hanyalah keluarga, sahabat, dan amalnya. Oleh karena itu, beliau mengajak hadirin untuk memperbanyak amal shaleh dan selalu mengingat mati.
KH Arifuddin, Lc menekankan beberapa sikap yang perlu diambil saat keluarga atau teman dan sahabat meninggal dunia: 1). Ikhlas dan Tawakal; Hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima kenyataan dengan ikhlas dan tawakal kepada Allah SWT. Kematian adalah takdir yang pasti datang kepada setiap manusia, dan kita sebagai umat Islam harus memiliki pemahaman yang luas. 2). Mendoakan Jenazah; Mendoakan jenazah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Kita diwajibkan mendoakan agar Allah SWT mengampuni dosa-dosa jenazah dan persahabatan dengan baik. 3). Mengurus Jenazah dengan Baik; Jenazah harus dimandikan, dikafani, dan disalatkan dengan baik sesuai dengan syariat Islam. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kita terhadap penghormatan dan kewajiban kita sebagai umat Islam. 4). Mengantar Jenazah ke Pemakaman; Mengantar pemakaman ke pemakaman merupakan bentuk solidaritas dan dukungan kita kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini juga merupakan pengingat bagi kita tentang kematian yang akan kita alami cepat atau lambat. 5). Menghibur Keluarga yang Ditinggalkan; Keluarga yang ditinggalkan tentu akan merasa sedih dan kehilangan. Kita harus menghibur mereka dengan memberikan kata-kata yang menguatkan dan membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. 6). Tidak Berduka Berlebihan; Berduka atas kematian seseorang adalah hal yang wajar. Namun, kita tidak boleh khawatir berlebihan hingga larut dalam kesedihan. Kita harus ingat bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan dan kita harus terus menjalani hidup dengan penuh keikhlasan. 7). Mengambil Pelajaran dari Kematian; Kematian adalah sebuah pelajaran bagi kita untuk selalu mengingat kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Kita harus semakin rajin beribadah dan berbuat kebaikan selama masih hidup.
KH Arifuddin, Lc juga mengingatkan jamaah agar tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam saat sujud, seperti meratap, mencakar wajah, dan memotong rambut. Hal-hal tersebut hanya akan menambah kesedihan dan tidak mendatangkan manfaat apa pun.
Selain itu, KH Arifuddin, Lc juga menekankan pentingnya menjaga silaturahmi dengan keluarga yang ditinggalkan. Kita harus terus membantu mereka dan memberikan dukungan moral agar mereka bisa beradaptasi dengan kehidupan baru tanpa almarhum/ah.
Dengan mengikuti nasehat KH Arifuddin, Lc, diharapkan kita bisa menghadapi kematian dengan lebih tegar dan ikhlas. Kita juga bisa menjadi penghibur dan penolong bagi keluarga yang ditinggalkan.
Acara Ta’ziyah ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain DR H. Ilham Syah Azikin Solthan, M.Si Mantan Bupati Bantaeng, Drs Syamsul Rijal, M.Si Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Bantaeng-Bulukumba-Sinjai bersama Ketua DWP Cabdis Pendidikan Wilayah V.
Malam Ta’ziyah ini merupakan momen untuk mengenang jasa almarhum Syafruddin dan mendoakan semoga beliau diterima di sisi Allah SWT. Acara ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu hidup dengan penuh makna dan mempersiapkan diri untuk kematian.
(Humas PGRI Bantaeng)