Jeneponto, SUARAGURUSULSEL.COM – Pada hari Kamis, sekira jam 11: 05 Wita terjadi pemukulan terhadap salah seorang pelajar SMPN 1 Binamu Kabupaten Jeneponto yang di tengarai di lakukan oleh salah seorang siswa dari SMAN 1 Jeneponto.
Hal ini sudah disampaikan Husnamir SE Dg. Rukka dari Ormas KPMP melalui WA dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel. Andi Iqbal Najamuddin merespon dengan menyampaikan bahwa ia berterima kasih atas informasi yang kami sampaikan dan juga ia pula menyampaikan jika pihaknya telah mengarahkan semua sekolah untuk senantiasa mengantisipasi hal-hal serupa itu. Katanya.
Husnamir SE yang lebih akrab disapa Dg. Rukka bercerita panjang kepada media tentang peristiwa tersebut.
Dikatakannya bahwa kronologis kejadian. Pada hari Kamis, 8 Agustus 2024 Siswa SMAN 1 Jeneponto atas nama Putra Bin Banggo melihat melihat salah seorang pelajar SMPN 1 Binamu yang sementara bergegas jalan kaki menuju sekolahnya.
Putra Siswa SMAN 1 Jeneponto memanggil Pelajar yang berseragam SMPN untuk meminta tolong membelikan satu kaleng lem fox yang menurut praduga orang tua korban mengatakan kemungkinan akan di hisap oleh oknum yang menyuruh anaknya tersebut, korban sempat menolak secara halus dengan alasan nanti terlambat masuk sekolah, namun mimik memelas dari putra ‘pelaku’ akhirnya korban pun menuruti
Pelajar SMPN 1 Binamu belakangan diketahui bernama Hafizh mujahidin yang sementara duduk di bangku kelas dua, akhirnya memenuhi permintaan Putra dan bergegas ke toko terdekat untuk membeli lem fox sesuai pesanan putra.
Hafizh Mujahidin yang usai menuruti permintaan kakak seniornya, kemudian beranjak dan bergegas menuju ke sekolahnya, karena saking tergesa gesanya sebab takut terlambat, Hafizh mujahidin pun lupa memberikan uang kembalian pembelian satu kaleng lem fox pada putra sebanyak Rp 10.000.yang disimpan di saku celananya
Putra bin Banggo mungkin merasa kesal akibat Uang kembalian dari pembelian lem fox tersebut tidak di kembalikan oleh Hafizh mujahidin, akhirnya Putra Bin Banggo berencana di saat jam istirahat dia memutuskan untuk masuk ke lingkungan SMPN 1 Binamu guna mencari Hafidz.
Sebelum masuk di area lingkungan SMPN 1 Binamu, Putra sempat mengajak dua orang rekannya, antara lain inisial E dan yang di duga berinisial D, merupakan siswa salah satu siswa SMKN di Jeneponto.
Jam istirahat tiba, ke tiga siswa SMAN -SMKN masuk ke lingkungan SMPN 1 Binamu melalui jalur belakan sekolah ‘lompat tembok’ Alhasil Hafizh Mujahidin di dapati di lingkungan sekolahnya.
Penuturan Hafizh mujahidin pada orang tuanya jika dirinya di pukul oleh putra bahkan dadanya tak luput dari tendangan telat tepat di dadanya, sehingga dada Hafizh terasa sakit dan sesak.
Dari penyampsaian anaknya, tersebut, Hamsah Dg temba, orang tua korban yang beralamat di Jalan lorong macan Bontosunggu, Kecamatan Binamu mengadukan hal ini kepada kami, personil LSM/ORMAS KPMP MARCAB Jeneponto, Husnamir Rukka untuk mengawal kasus tersebut sampai proses yang mereka harapkan dapat tercapai.
Selain itu menurut Dg Rukka bahwa Hamsah Dg Temba juga menjelaskan sembari menaruh harap agar kami menyampaikan kepada pihak sekolah SMAN-SMKN Jeneponto untuk menanggapi persoalan ini secara serius serta bersegera mencari solusi dalam penyelesaian masalah ini dengan cara bijak dan persuasif, harapnya, kata Dg. Rukka.
Kepala SMAN 1 lanjut Dg. Rukka bahwa atas permintaan orang tua korban, ia kemudian mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada Kepala SMSN 1 Jeneponto, Ahmad SP,d membenarkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa pihak sekolah sudah mendapat informasi pasca kejadian tersebut dan pihak sekolah sudah mencari tahu siswa mereka yang melakukan pemukulan di luar lingkungan sekolah.
Untuk itu ia berjanji akan memanggil siswa yang di duga terlibat terlibat pemukulan terhadap pelajar SMPN 1 Binamu sambil ber koordinasi dengan orang tua pelaku dan korban serta Kepala SMPN 1 Binamu, semoga dengan cara duduk bersama penyelesaian perkara tersebut dapat tercipta dengan cara bijaksana dan persuasif, harap Kepala SMAN 1 Jeneponto, tutur Dg. Rukka.
Informasi terkini dari kejadian tersebut, melalui beberapa pihak yang terlibat didalamnya, baik pihak sekolah dan keluarga, serta personil LSM yang mengawal kasus ini, akhirnya atas kesepakatan kedua belah pihak, baik pihak korban maupun pelaku akhirnya berdamai dan tidak melanjutkan kasus ini lebih lanjut.
Salah seorang guru yang berhasil ditemui media ini menyampaikan terkait terjadinya kasus pemukulan antara siswa secara beruntung didaerah ini, dipandang perlu, baik Dinas Pendidikan Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Jeneponto, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto memberikan perhatian khusus terhadap tindakan yang sangat memprihatinkan terhadap dunia pendidikan, jika hal ini berlanjut terus dan tidak teratasi dengan cepat, tentunya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, khususnya dibidang pendidikan, harapnya. (TIM)