PGRI Cabang Khusus Kemenag Bantaeng Gelar Konferensi Kerja ke-4, Tekankan Peran Guru dalam Membentuk Generasi Muda

bagikan

SUARAGURUSULSEL.COM–Dalam suasana khidmat, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Khusus Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng resmi membuka Konferensi Kerja ke-4 pada hari Selasa, 8 Oktober 2024, di Permandian Erbol Bantaeng. Acara dibuka dengan pembacaan Surat Al-Fatihah sebagai simbol dimulainya kegiatan yang penuh berkah oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng.
Ketua PGRI Cabang Khusus Kemenag Bantaeng dalam sambutannya mengajak seluruh anggota untuk merefleksikan kembali peran penting guru dalam membentuk generasi muda. Beliau menekankan bahwa tugas guru tidak hanya sebatas mengajar, namun juga mendidik karakter dan moral siswa.
“Sebagai guru, kita mempunyai tanggung jawab besar dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi siswa-siswa kita,” tegasnya.
Konferensi Kerja PGRI Bantaeng Bahas Tantangan Pendidikan Modern, Tekankan Pentingnya Kolaborasi. Konferensi Kerja ke-4 PGRI Cabang Khusus Kemenag Bantaeng tidak hanya membahas agenda internal organisasi, namun juga menyoroti isu-isu aktual yang tengah dihadapi dunia pendidikan. Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
Para peserta konferensi sepakat bahwa guru memiliki peran strategis dalam mencegah terjadinya hal tersebut. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap siswa serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif.
Selain itu, konferensi juga membahas pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Peserta diajak untuk memanfaatkan berbagai aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
PGRI Bantaeng Ajak Guru Meningkatkan Spiritualitas dan Empati. Konferensi Kerja PGRI Cabang Khusus Kemenag Bantaeng tidak hanya membahas isu-isu pendidikan, namun juga menyoroti pentingnya aspek spiritualitas dan kemanusiaan dalam kehidupan seorang guru. Para peserta diajak untuk selalu meningkatkan kualitas spiritualitas dan empati agar dapat menjadi teladan bagi siswa-siswanya.
“Sebagai seorang guru, kita harus menjadi pribadi yang memiliki keteladanan. Kita harus mampu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada siswa-siswa kita,” ujar salah seorang peserta.
@amykajang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *