Soppeng, SUARAGURUSULSEL.COM – Event ketangkasan ojek gabah Desa Jampu tahun 2025 resmi dibuka oleh Ketua DPRD Kabupaten Soppeng, Andi Muhammad Farid, S.Sos., pada Sabtu 19/4/2025.Kegiatan yang menjadi ajang tahunan masyarakat ini dilaksanakan dalam rangka pesta panen dan menjadi sarana silaturahmi warga Desa Jampu serta Desa sekitarnya.
Acara pembukaan dihadiri oleh sejumlah tamu undangan penting, termasuk anggota DPRD dari wilayah Liliriaja-Citta, Camat Liliriaja, Danramil, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua Komunitas Tujuh Dua, serta para tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Jampu, Nur Hafsah, S.Sos., M.M., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemuda dari tiga dusun — Jampu, Lonrong, dan Lenrang — yang telah berinisiatif menyelenggarakan event ini secara swadaya.

Meskipun kita dalam kondisi efisiensi anggaran, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk tetap melaksanakan kegiatan ini. Berkat partisipasi masyarakat dan dukungan dari beberapa sponsor, alhamdulillah event ini dapat berlangsung. Ini bukan hanya ajang hiburan, tapi juga menjadi wadah silaturahmi dan sarana memperlihatkan potensi Desa Jampu, terutama sebagai wilayah penyangga ketahanan pangan di bidang pertanian sawah dan kebun,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Soppeng, Andi Muhammad Farid, S.Sos., dalam sambutannya menyebut event ini sebagai momentum penting. “Ini adalah pertemuan pertama saya sejak event pertama dan kedua, dan menjadi kesempatan pertama saya berbicara pada event ketiga ini di Desa Jampu. Kegiatan ini tidak hanya sebagai hiburan, tapi juga memperkuat tali silaturahmi antarwarga di Kabupaten Soppeng.” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi penampilan para peserta ojek gabah yang mempertontonkan ketangkasan luar biasa di arena balap, serta mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas sepanjang acara berlangsung.
Setelah sambutan, secara simbolis Ketua DPRD Kabupaten Soppeng membuka secara resmi event ketangkasan ojek gabah Desa Jampu tahun 2025 yang rencananya akan berlangsung selama dua hari.
Event ini tidak hanya menjadi tontonan menarik bagi masyarakat, tetapi juga bentuk pelestarian budaya lokal dan penguatan jati diri petani serta komunitas desa yang tangguh dan penuh semangat gotong royong. (Sainal)